Minggu, 31 Juli 2011
Sabtu, 30 Juli 2011
INVESTASI EMAS
- Harga emas yang telah di-adjust dengan inflasi menunjukkan trend peningkatan harga yang lebih tinggi daripada nilai indeks LQ45 yang juga telah di-adjust dengan inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli (purchasing power) emas dalam jangka panjang lebih baik daripada saham LQ45 sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi emas dalam jangka panjang lebih menguntungkan daripada investasi saham LQ45 karena daya belinya lebih baik.
- Return emas yang telah di-adjust dengan inflasi dalam jangka pendek lebih fluktuatif dibandingkan return LQ45 yang juga telah di-adjust dengan inflasi. Dalam jangka pendek LQ45 memberikan return yang lebih baik dalam arti lebih stabil dibandingkan emas
- Dari point 1 dan 2 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa investasi saham LQ45 dalam jangka pendek lebih baik dibandingkan emas karena fluktuasinya lebih rendah daripada emas. Namun dalam jangka panjang emas memberikan return yang lebih baik yang ditunjukkan oleh harga emas yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham LQ45, dan purchasing power emas lebih baik daripada saham LQ45.
- Return LQ45 dan return emas dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor-faktor perubahan kurs, harga crude oil, inflasi, dan jumlah uang beredar, serta peristiwa-peristiwa politik/ekonomi secara signifikan.
- Perubahan kurs, inflasi, dan jumlah uang beredar secara individual mempengaruhi return LQ45 dengan signifikan. Sementara faktor yang signifikan mempengaruhi return emas secara individual adalah perubahan kurs dan uang beredar. Sementara perubahan harga minyak mentah (crude oil) dan peristiwa-peristiwa politik/ekonomi tidak mempengaruhi baik return LQ45 maupun return emas.
- Untuk tiap unit risiko LQ45 memberikan return sebesar 0,08567 atau 8,567%, sementara emas memberikan return sebesar 0,19840 atau 19,840% untuk tiap unit risiko. Bila diperbandingkan di antara keduanya, untuk tiap unit resiko yang sama emas memberikan hasil lebih besar yaitu 2,31577 kali dari yang diberikan oleh saham LQ45.
Nilai beberapa mata uang utama dunia telah turun dibandingkan emas.
Bank Rakyat China (PBOC) merekomendasikan kepada 1 miliar rakyatnya mempertimbangkan membeli emas sebagai perlindungan nilai terhadap inflasi, dan melestarikan nilai uang yang bisa jatuh sewaktu-waktu.Analisis tinjuan pasar keuangan PBOC, seperti dikutip Forbes, Minggu 27 Maret 2011, menyatakan nilai beberapa mata uang utama telah turun dibandingkan emas. Mata uang dolar Amerika Serikat turun 1 persen, franc Swiss 2,5 persen, pound sterling Inggris 2 persen, dan yen Jepang 2 persen.
Peringatan ini, menurut Forbes, persis seperti saran The Fed untuk membeli saham minyak mentah karena harga bensin diperkirakan akan lebih tinggi pada musim panas ini.
Menurut PBOC, kenaikan harga emas dipicu oleh konflik di Libya, krisis utang Eropa, bencana nuklir di Jepang, serta kerusuhan politik di Suriah, Yaman, dan sebagian negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara. “Semua tak terduga oleh para analis pasar keuangan,” tulis laporan itu.
Setidaknya 12 negara bagian di Amerika Serikat, termasuk New Hampshire, Indiana, South Carolina, dan Washington mengusulkan memungkinkan warganya menggunakan koin emas dan perak sebagai alat pembayaran yang sah.
Di India, emas bisa dibeli di 466 kantor pos di seluruh pelosok. India juga memiliki perusahaan publik menawarkan kredit bagi rakyatnya yang ingin membeli emas atau perak.Tak heran harga emas akhir-akhir ini terus melambung. Bahkan Goldman Sachs memprediksi harga emas bakal mencapai US$1.565 per ons dalam 6 bulan ke depan, dan US$1.690 dalam 12 bulan. “Harga emas bisa naik 18 persen dalam 12 bulan,” katanya. Namun, Goldman memperingatkan kontraksi harga dalam jangka pendek, akibat dipicu aksi ambil untung.
Sumber : Vivanews
Emas Sebagai Tameng Inflasi
Banyak orang percaya emas adalah produk investasi yang bisa menangkal inflasi. Dan memang, sejarah membuktikan emas akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang bisa membahayakan ekonomi negara, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau perang.
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi bisa menggerogoti uang Anda. Kalau asumsi inflasi 15 persen/tahun, maka harga barang & jasa yang sekarang bernilai Rp 5 juta, akan menjadi Rp 10,06 juta atau dua kali lipat pada tahun ke-6, dan Rp 15,3 juta atau tiga kali lipat pada tahun ke-9, dan seterusnya.
Menurut keparahannya, ada tiga tipe inflasi:
1. Inflasi Moderat, yaitu apabila laju inflasi hanya berada di bawah dua digit per tahun (di bawah 10 persen)
2. Inflasi Ganas, yaitu apabila laju inflasi berada pada dua digit per tahun (10 persen – 99 persen)
3. Inflasi Hiper, yaitu apabila laju inflasi berada pada tiga digit per tahun (100 persen atau lebih)
Tulisan ini akan membahas tentang apa yang bisa Anda lakukan agar bisa menghadapi inflasi. Bila Anda bukan termasuk pengambil keputusan di pemerintahan, Anda mungkin tidak bisa ikut menurunkan tingkat inflasi. Yang bisa Anda lakukan sebagai individu, hanyalah bagaimana agar Anda bisa mengambil ‘keuntungan’ dari terjadinya inflasi tersebut. Bagaimana caranya? Saya menyarankan agar Anda melakukan investasi pada instrumen yang akan naik pesat apabila terjadi inflasi tinggi. Apa itu? Emas.
Ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar biasa. Di Indonesia, pada saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Suharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali. Dan harga tersebut, walaupun secara fluktuatif, cenderung naik terus waktu itu –sebelum akhirnya turun lagi ketika inflasi kembali berada di bawah dua digit.
Fakta membuktikan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka emas Anda akan naik 200 persen. Inilah kenapa Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Ini karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang Anda miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, emas hanya akan bagus bila terjadi inflasi moderat (dua digit), dan akan lebih bagus lagi bila terjadi inflasi hiper (tiga digit). Investasi emas
Emas tersedia dalam beberapa pilihan. Beberapa di antaranya yang paling dikenal adalah emas perhiasan dan emas batangan. Satu yang juga mulai populer di Indonesia adalah koin emas.
Bila Anda berinvestasi emas untuk jangka pendek, biasanya akan sulit mendapatkan keuntungan kalau bentuknya emas perhiasan. Ini karena kalau Anda datang ke toko dan membeli emas perhiasan, Anda harus membayar harga emas plus ongkos pembuatannya. Nah, ketika suatu saat Anda menjualnya kembali, maka toko tidak akan mau membayar ongkos pembuatan dari perhiasan emas tersebut. Ia hanya akan membayar harga emasnya saja. Malah, masih untung sebetulnya kalau toko mau menerima emas perhiasan Anda. Beberapa toko kadang-kadang menolak penjualan emas perhiasan dari masyarakat. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah karena mereka takut kalau-kalau emas perhiasan itu tidak laku lagi apabila dijual. Jadi, kalaupun mereka membelinya lagi, mereka harus melebur emas tersebut.
Karena itu, investasi dalam bentuk emas perhiasan lebih untung kalau disimpan untuk jangka panjang. Karena biasanya harga emas Anda sudah naik jauh dibanding ketika Anda membelinya.
Emas perhiasan tersedia dalam berbagai macam karat, di antaranya 18 – 24 karat. Untuk investasi, alangkah baiknya bila Anda memilih emas perhiasan senilai 24 karat. Ini karena kemungkinan emas perhiasan Anda bisa dijual kembali jauh lebih besar dibanding emas perhiasan yang 18 karat. Sekali lagi, investasi dalam bentuk emas perhiasan biasanya baru akan memberikan hasil yang menguntungkan dalam jangka panjang, bukan jangka pendek.
Investasi emas yang menurut saya cukup baik adalah investasi emas dalam bentuk batangan (emas logam mulia). Emas ini cukup baik bila dijadikan investasi, dan siapapun tak menyangkal bahwa emas batangan -berbeda dengan emas perhiasan- mudah untuk dijual kembali. Selain itu, emas batangan tidak meminta ongkos pembuatan seperti halnya emas perhiasan. Karena itu, bila Anda ingin melakukan investasi emas, maka tak ada salahnya Anda mempertimbangkan investasi dalam bentuk emas batangan.
Langganan:
Postingan (Atom)